Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat  (Kopmas)

 

Masih banyaknya  persoalan kesehatan masyarakat Indonesia, membuat pemerintah terus berbenah. Bahkan hal ini menjadi isu penting bagi lembaga swadaya masyarakat, komunitas dan masyarakat madani  untuk mengawalnya. Isu kesehatan yang masih terjadi saat ini antara lain, stunting atau gagal tumbuh, gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi  yang masih tinggi,   penyakit menular maupun tidak menular yang menurunkan kualitas kesehatan masyarakat,  hingga pelayanan kesehatan masyarakat yang belum optimal.

Persoalan  gizi buruk, misalnya,  data Pantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan 2017  menunjukkan pada  bayi usia di bawah lima tahun (Balita)  angkanya mencapai 17,8%. Sedangkan  balita  yang mengalami stunting/kerdil pada tahun 2017 mencapai 29,6%.  Sementara  World Bank  2017, menyebutkan ada empat ibu di Indonesia meninggal dalam sehari akibat melahirkan.

Data-data tersebut menunjukan bahwa Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menyiapkan generasi emas 2045. Padahal, cita-cita luhur kita semua adalah bahwa pada 100 tahun Indonesia zero penderita gizi buruk maupun stunting.  Bagaimana mencapainya? Semua kalangan, mulai dari pemerintah, swasta, NGO, masyarakat, hingga media, harus berkolaborasi untuk mencapainya. Cita-cita luhur itu bisa terwujud  jika disiapkan dari sekarang.

Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategi untuk mencapai Generasi Emas 2045, yakni dengan menetapkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah berkolaborasi dengan  parlemen, filantrofi, swasta, organisasi kemasyarakatan atau civil society organization, akademisi dan media.

Oleh karena , Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas) sebagai civil society mengambil peran untuk mencapai tujuan tersebut. Kita tahu, SDGs memiliki 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya adalah mewujudkan  kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

Berpijak dari persoalan tersebut, Kopmas bersama komunitas dan lembaga kesehatan lainnya seperti, Repdem, PiN Nova, Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI), Perempuan Peduli Kesehatan, relawan JKN, Posyandu, Gerakan Wanita Nusantara (Granita), Institut Transparansi Kebijakan dan  BPJS Wacth, mendeklarasikan pendiriannya di Jakarta, pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2018. Dengan momentum semangat Sumpah Pemuda, visi Kopmas adalah memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat seutuhnya karena kesehatan adalah hak setiap individu.

Adapun misi Kopmas adalah  mengawal kebijakan pemerintah terkait masalah kesehatan masyarakat;  melakukan edukasi dan kampanye hidup sehat kepada masyarakat; mengedukasi masyarakat terkait informasi kesehatan terkini; dan turut serta bersama pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setingi-tingginya, melalui kampanye Bersama terkait isu-isu kesehatan.

Kita sadar bahwa tanggung jawab kesehatan bukan hanya di tangan pemerintah, tapi tanggung jawab  kita semua sebagai anak bangsa. Kesehatan harus dipelihara mulai dari unsur terkecil yakni keluarga, masyarakat, lingkungan, hingga pemerintah.  Melalui kolaborasi, Kopmas berharap masyarakat tidak lagi menjadi objek dari persoalan kesehatan, tetapi menjadi subjek yang turut serta membangun kesehatan mulai dari lingkungan terkecil.

Meminjam tagline SDGs, no one left behind atau tidak boleh ada yang ditinggalkan, Kopmas berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua kalangan untuk mewujudkan masyarakat sehat yang menghasilkan “Generasi Emas” 2045. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *